Emo
merupakan jenis musik yang masih serumpun dengan punk. Emo sendiri
banyak yang menyebutkan berasal dari kata emotion, emotional, atau
emotive.
Selain Story of The Year, band-band asing lainnya yang termasuk kategori beraliran emo yaitu Dashboard Confessional, Finch, The Used, Rufio, ThrRata Penuhice, Silverstein, Brand New, Early November, Good Charlotte, Funeral For A Friend, Matchbox Romance, All American Reject, Ataris, dll. Beberapa dari band tersebut ada yang tidak mau menyebutkan diri mereka sebagai band beraliran emo, mereka lebih suka menyebutkan mereka hanya memainkan musik punk rock dengan sedikit sentuhan pop.
Emo identik dengan musik yang berlirik puitis, melankolis, berarti dalam, mengandung banyak kemarahan dan kesedihan tentang kematian, keinginan untuk bunuh diri, ditinggal kekasih, hidup yang susah atau tentang keluarga yang broken home. Lirik-lirik tadi biasanya disuarakan dengan teriakan yang keras, yang menggambarkan kesedihan mereka.
Band-band emo banyak menggunakan suara-suara gitar yang kompleks dalam lagu mereka, namun tidak jarang yang hanya menggunakan gitar akustik saja. Dibanding musik punk, musik emo seringkali lebih soft dan lambat, atau musik emo mirip dengan musik pop-punk namun sedikit lebih rumit. Ciri khas dari aliran ini yaitu teriakan atau growl yang keras dari vokalisnya untuk lebih mendapatkan soul emosional dari lagu yang mereka bawakan.
Ada juga yang menyebutkan emo kepanjangan dari emocore. Tapi emocore sendiri sebenarnya bisa dikatakan aliran yang berbeda dengan emo. Emocore merupakan campuran antara emopunk dan hardcore. Mungkin bisa disebut juga musik hardcore dengan lirik yang emosional. A Static Lulaby, Underoath, serta Saosin adalah sedikit dari banyak band yang beraliran emocore.
Dari segi musikalitas, sulit dibedakan antara musik emo dengan emocore. Bahkan jika didengar secara selintas, nyaris nggak ada beda. Jadi agak rancu juga menyebutkan perbedaan emo dengan emocore. Membedakan antara musik emo dengan punk rock juga cukup sulit, akibatnya orang seringkali menjadi bingung untuk membedakan antara emo, punk, dan hardcore. Hal ini dipersulit dengan kebiasaan beberapa band yang nggak hanya memainkan satu jenis musik saja, namun mereka sudah teranjur terikat dengan image suatu jenis musik yang biasa mereka mainkan. Maka bila band tersebut memainkan jenis musik yang berbeda maka tidak jarang orang menjadi bingung dan menganggap jenis musik yang mereka mainkan itu sama. Padahal, sah-sah saja kan bila satu band ingin berganti aliran.
Untuk ukuran lokal, yang banyak memainkan jenis musik emo ini adalah band-band indie, tapi ada beberapa band yang udah masuk major label yang musiknya kental dengan corak emo. Di Bandung, band atau grup musik yang mempunyai aliran dekat dengan emo contohnya adalah Bugskin Bugle, Alone At Last, juga Disconnected.
Emo saat ini sudah menjadi gaya hidup. Gaya anak-anak emo di Amerika disebut emo fag. Di Indonesia sendiri banyak anak muda yang meniru style band-band asing yang beraliran emo, mulai dari dandanan, gaya berpakaian, atau tingkah laku. Gaya anak emo merupakan campuran antara gothic, punk dan genre musik lainnya. Berpakaian ala punk, atau memakai kaos yang bertuliskan nama band, piercing, rambut spiffy dengan mata bermaskara, dan memakai eye liner hitam yang tebal. Untuk aksesori banyak juga yang memakai kacamata yang berframe plastik hitam
Selain Story of The Year, band-band asing lainnya yang termasuk kategori beraliran emo yaitu Dashboard Confessional, Finch, The Used, Rufio, ThrRata Penuhice, Silverstein, Brand New, Early November, Good Charlotte, Funeral For A Friend, Matchbox Romance, All American Reject, Ataris, dll. Beberapa dari band tersebut ada yang tidak mau menyebutkan diri mereka sebagai band beraliran emo, mereka lebih suka menyebutkan mereka hanya memainkan musik punk rock dengan sedikit sentuhan pop.
Emo identik dengan musik yang berlirik puitis, melankolis, berarti dalam, mengandung banyak kemarahan dan kesedihan tentang kematian, keinginan untuk bunuh diri, ditinggal kekasih, hidup yang susah atau tentang keluarga yang broken home. Lirik-lirik tadi biasanya disuarakan dengan teriakan yang keras, yang menggambarkan kesedihan mereka.
Band-band emo banyak menggunakan suara-suara gitar yang kompleks dalam lagu mereka, namun tidak jarang yang hanya menggunakan gitar akustik saja. Dibanding musik punk, musik emo seringkali lebih soft dan lambat, atau musik emo mirip dengan musik pop-punk namun sedikit lebih rumit. Ciri khas dari aliran ini yaitu teriakan atau growl yang keras dari vokalisnya untuk lebih mendapatkan soul emosional dari lagu yang mereka bawakan.
Ada juga yang menyebutkan emo kepanjangan dari emocore. Tapi emocore sendiri sebenarnya bisa dikatakan aliran yang berbeda dengan emo. Emocore merupakan campuran antara emopunk dan hardcore. Mungkin bisa disebut juga musik hardcore dengan lirik yang emosional. A Static Lulaby, Underoath, serta Saosin adalah sedikit dari banyak band yang beraliran emocore.
Dari segi musikalitas, sulit dibedakan antara musik emo dengan emocore. Bahkan jika didengar secara selintas, nyaris nggak ada beda. Jadi agak rancu juga menyebutkan perbedaan emo dengan emocore. Membedakan antara musik emo dengan punk rock juga cukup sulit, akibatnya orang seringkali menjadi bingung untuk membedakan antara emo, punk, dan hardcore. Hal ini dipersulit dengan kebiasaan beberapa band yang nggak hanya memainkan satu jenis musik saja, namun mereka sudah teranjur terikat dengan image suatu jenis musik yang biasa mereka mainkan. Maka bila band tersebut memainkan jenis musik yang berbeda maka tidak jarang orang menjadi bingung dan menganggap jenis musik yang mereka mainkan itu sama. Padahal, sah-sah saja kan bila satu band ingin berganti aliran.
Untuk ukuran lokal, yang banyak memainkan jenis musik emo ini adalah band-band indie, tapi ada beberapa band yang udah masuk major label yang musiknya kental dengan corak emo. Di Bandung, band atau grup musik yang mempunyai aliran dekat dengan emo contohnya adalah Bugskin Bugle, Alone At Last, juga Disconnected.
Emo saat ini sudah menjadi gaya hidup. Gaya anak-anak emo di Amerika disebut emo fag. Di Indonesia sendiri banyak anak muda yang meniru style band-band asing yang beraliran emo, mulai dari dandanan, gaya berpakaian, atau tingkah laku. Gaya anak emo merupakan campuran antara gothic, punk dan genre musik lainnya. Berpakaian ala punk, atau memakai kaos yang bertuliskan nama band, piercing, rambut spiffy dengan mata bermaskara, dan memakai eye liner hitam yang tebal. Untuk aksesori banyak juga yang memakai kacamata yang berframe plastik hitam
tentang emo
Jumat, 31 Oktober 2008
Sekilas
jika kita melihat penampilan sebagian mahasiswa baru (maba). Kita akan
disajikan bebuah tampilan modis gaya trendi, sebuah penampilan celana
ketat dipadu kemeja flannel dan kaos hitam. Dan yang paling mencolok
adalah rambut berponi melintang.
Mereka
menyebutnya emo, sebuah budaya yang akhir-akhir ini banyak berkembang.
Dikenal setelah kemunculan band my chemical romance, sebuah subkultur
baru mukai muncul di dunia. Generasi putus asa, masokis, cengeng dan
terbuang. Sebuah budaya yang awalnya muncul akibat banyaknya bullying
(peloncoan) broken home, putus dari pacar atau karena kesedihan mendalam
menjadikan beberapa remaja menjadi rendah diri, menjadi putus asa,
merasa sendiri, dan tidak diakui dalam kehidupan.
Sejarahnya
emo muncul setelah beberapa musisi hardcore udah lelah dengan jenis
musik yang itu-itu saja, emo sendiri adalah singkatan dari emotional
music. Kemudian ian mackaye personil minor threat mulai, mencoba sebuah
variasi music baru yang musiknya sendiri campuran dari punk dan hardcore
dengan lirik emosional tentang perasaan tercabik, sakit dan kebencian.
aBudaya
ini kemudian berkembang menjadi sebuah trend, menjadi sebuah jati diri.
Yang lagi-lagi remaja Indonesia meniru tanpa tau esensi dari budaya
ini. Emo bukan sekedar gaya, emo bukan tentang potongan rambut berponi
dan sepatu converse. Lebih dari semua itu. Emo adalah tentang emosi diri
yang coba berani untuk dikeluarkan. Di amerika, emo disindir sebagai
biseks, penyuka sesama dan lain jenis. Namun di Indonesia lagi-lagi,
dijadikan sebuah gaya, sebuah outfit, sebuah bukti bahwa mereka adalah
anak gaul. How scary?a
Coba
lihat kampus kita, lihatlah berapa banyak mahasiswa, yang bergaya emo,
tanpa tahu esensi dari budaya emo itu sendiri. Hey dude, think before
wear something, read first!!
“At
their best, the lyrics tend toward extremely personal poetry; at their
worst, they’re like scrawlings from a sophomore journal. The bands and
the audience are resolutely unfashionable, except in a sort of
anti-fashion Revenge of the Nerds sense”
EMO
is not small penis guy looks desperately for girls, and wearing girls
panties and black framed eye glasess. Emo is emotional music.
Jim Derogatis guitar worlds 1999
Beberapa
aktifis musik dan pekerja social mulai menggalakan gerakan stop the
emo, mengingat sebagian anak-anak emo di Amerika mulai melakukan
tindakan masokis (menyakiti diri) seperti menyayat tangan, minum obat
tidur berlebihan, dan percobaan bunuh diri. Hal ini membuktikan bahwa
emo merupakan budaya yang mesti kita waspadai keberadaannya. Namun bukan
bearti semua tentang emo jelek, sebagian emo scene menjawab atas
banyaknya kritik tentan emo itu sendiri. Dengan suatu gerakan yang
dinamakan emo kids don’t cry, mereka mengajak anak-anak emo untuk lebih
menghargai hidup, memulai perlawanan, dan berjuang mengatasi masalah
mereka. Dimulai dengan lagu-lagu yang bernada perjuangan semacam move
along-nya all American rejects, hold-nya on good charlotte, pain-nya
jimmys eat world.
informasi emo
Rabu, 22 Oktober 2008
emo
adalah ungkapan yang lebih sering digunakan untuk menamakan sebuah cara
berpakaian, gaya, ataupun sikap dan perilaku yang berhubungan dengan
aliran musik lama post hardcore. emo juga menunjukkan sebuah perasaan
umum yang digunakan untuk menyatakan sebuah aliran musik. berarti pula
untuk menunjukkan identitas orang yang kondisi jiwanya cenderung suka
menutup diri.
ketika
merunut ke orang yang mempunyai kepribadian dan sikap yang cenderung
sensi, mudah brubah, pemalu , tertutup, pemurung, dan pendiam. depresi
dan patah hati cenderung lebih menunjukkan bagaimana emo itu. musik dan
puisi orang emo lebih mencerminkan cinta tak berbalas, emosional dan
punya masalah sosial (ansos/anti sosial, bwakakaka)
dalam
musik, emo dimasukkan dalam kategori hardcore punk yang berasal dari
washinton pada pertengahan 80-an. pada beberapa tahun terakhir,
bla…bla…bla…
sisanya baca aja ndiri di :
sisanya baca aja ndiri di :
ntuh
adalah seklumit tentang emo nyang beberapa waktu terakhir ini sering
banged kita bicarain (aku ama iwan) nyang sering kali pada sebuah
kesimpulan aku emo, hahahahahaha, padahal kriteria emo aku gak masuk
khan, :p
nah
aku malah nyimpulin kalo ampir setiap orang nyang aku temuin punya
bakat emo, ntah bagian sebelah mananya. nyang pasti dalam bagian ntuh
emo bukan sesuatu nyang salah kok, emo cuman prasaan ajah nyang kadang
kali muncul tinggal waktunya aja kudu cocok,
emo
saat ini banyak digunakan dalam mode baju, make up n rambut. tanpa
orang tau ama apa nyang dia pake, cuman dengan kesan asal trendy dan sok
gaul aja. padahal ntuh dandanan orang sakit jiwa n sakit otak nyang
obesesinya bunuh diri aja, bwakakakakaka
yang
lucu juga, banyak anak nyang sok harajiku masuk dalam ketgori ini,
nyang cuman sok ngikutin idola mreka, tapi gak tau apa maksudnya. yach
mo gimana lagi, dunia yang bikin orang bodo n gak banyak mikir nyang
lebih simpel dan akan banyak penggemarnya.
sekilas
tentang emo kliatan banget sekarang dijalan-jalan apalagi di jakarta,
nyang banyak ABG sok gaul berserakan dijalan, di tempat laen mungkin
juga. bukannya menghujat, cuman ngasih
saran aja kalo mo nglakuin sesuatu ntuh mbok ya cari tau dulu, kalo aku
disebut emo mungkin layak karena dalam beberapa kriteria aku masuk,
tapi aku mungkin lebih masuk kalo dikatain freak kali ye….hehehehe….
0 komentar:
Posting Komentar